Siapkah Kita Dengan Kematian?
Kematian menjadi hal lumrah yang hampir kita dapati setiap hari. Suara toa masjid seakan melulu lantahkan hati seorang insan jika nama yang disebutkan adalah sanak saudaranya. Namun, menangis adalah cara satu-satunya yang bisa dilakukan saat hal ini terjadi pada lingkup keluarga kita.
Suara tangis terdengar bersahut-sahutan, mendominasi atmosfir ruangan yang sedang tidak baik-baik saja. Mereka saling berpelukan meratapi nasib, karena ditinggal oleh seseorang yang berharga, sembari berkata, "Dia sudah pergi."
Kuatkan hati dan mencobalah untuk ikhlas, karena ini adalah salah satu mata kuliah hidup yang harus dilalui semua manusia, tak akan ada yang bisa lepas dari mata kuliah 'pertemuan' dan 'perpisahan'.
Kita harus sadar sesadar-sadarnya bahwa memang kematian akan datang kapan saja, tanpa aba-aba. Kematian tidak pandang bulu, karena ia bukan mengikuti sistem umur tapi sistem cabut. Banyak orang sakit, tapi masih bisa melihat dunia sekalipun tertatih-tatih, banyak orang sehat, tapi sejurus kemudian mereka meninggalkan dunia yang fana, meninggalkan keluarga terkasih.
Di zaman ini, kematian menjadi sebatas angin lalu yang tak memiliki maksud apa-apa. Manusia lebih banyak mengingat hari lahir, tapi lupa dengan kapan napasnya berakhir, padahal inilah yang lebih penting untuk diingat. Setiap kali kita menarik napas, maka sejatinya kita semakin dekat dengan kematian. Tinggal menunggu giliran saja, tapi manusia seakan lupa megenai hakikat diciptakannya dirinya.
Wahai diri, sadarlah ...
Jika di detik berikutnya malaikat Maut datang melamar sudah pasti kita tidak akan bisa menolak, dia tak perlu izin dari siapa pun untuk melamarmu, agar kamu bisa berjodoh dengan kematian, kemudian mendatangi rumah baru berlapis tanah dan bebatuan.
Siapkah kamu menghadapi malam pertama di alam kubur?
Adakah bekal yang sudah kau persiapkan?
Apa yang akan kau katakan pada kedua malaikat itu? Saya tidak bisa, saya tidak tahu jawabannya.
Tidak, kita tidak bisa mengatakan itu.
Saudariku, perbanyaklah mengingat kematian, sebab ini akan membuat kita senantiasa terdorong untuk meninggalkan maksiat.
Allah menyayangimu.
Comments
Post a Comment